Formulir Kontak



  • media.bloggerjakarta.net

  • media.bloggerjakarta.net

  • media.bloggerjakarta.net

Selasa, 30 Januari 2018

Etika Bisnis Islam

Islam sebagai agama tidak hanya mengajarkan tentang beribadah saja namun juga mengajarkan hal yang halal dan haram. Halal dan haram tidak hanya meliputi makanan dan minuman saja, bisa dilihat bahwa halal dan haram juga meliputi seluruh kegiatan atau perilaku seseorang. Dapat dikatakan sesuatu apapun yang dihasilkan seseorang mulai dari niat, pikiran dan tindakan juga termasuk kedalam persoalan halal dan haram, bahkan halal dan haram dapat disimpulkan dari hasil baik atau buruknya serta cara mengerjakan suatu perbuatan tersebut, sehingga dari penjelasan tersebut maka berbisnis pun juga bisa dikatakan halal atau haram.
Berkaiatan dengan bisnis, islam juga telah memberikan aturan dan ketentuan bagaimana menjalankan proses serta menerapkan prinsip bisnis sesuai dengan syariat. Sistem yang menganut prinsip prinsip ajaran islam disebut dengan syariah, dan penerapan syariah sangat luas seperti dalam sistem perbankan, transaksi jual beli dan berbisnis. Terkait dengan bisnis, maka yang disebut bisnis syariah berarti di dalamnya harus terdapat etika etika yang mencerminkan ketentuan serta pelaksanaan bisnis yang sesuai dengan ajaran syariat islam. Etika etika ini penting untuk ditegakkan karna selain memberi manfaat yang merata juga memberikan rasa aman dalam berbisnis sehingga hasil yang didapat pun menjadi positif.
Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menetukan standar yang benar  atau didukung oleh penalaran yang baik. Etika mencoba mencapai kesimpulan moral antara yang benar dan salah serta moral yang baik dan jahat. Menurut K. Bertens dalam buku Etika, merumuskan pengertian etika kepada tiga pengertian; Pertama, etika digunakan dalam pengertian dan norma norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika dalam pengertian kumpulan asas atau nilai nilai moral atau kode etik. Ketiga, etika sebagai ilmu tentang baik dan buruk.
Sedangkan bisnis menurut Ar Raghib Al Asfahani dalam Al Mufradat Fi Gharib Al Quran, At Tijarah bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari keuntungan. Aktivitas bisnis tidak hanya dilakukan semata manusia tetapi dilakukan antara manusia dengan Allah, bahwa bisnis harus dilakukan dengan ketelitian dan kecermatan dalam proses administrasi dan perjanjian perjanjian dan bisnis tidak boleh dilakukan dengan penipuan dan kebohongan demi memperoleh keuntungan. Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan dengan sesamanya.
Jadi, Etika Bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal hal yang benar dan salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan. Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan standar untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan bermoral. Artinya, etika bisnis islam merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan.
Tauhid merupakan etika bisnis yang pertama. Tauhid secara umum dapat dikatakan suatu bentuk sikap atau tindakan yang berpedoman dan sesuai dengan tuntunan agama Islam, sehingga dengan menerapkan tauhid dalam bisnis bertujuan untuk menciptakan kegiatan yang tidak hanya berdasarkan mencari keuntungan semata namun yang lebih penting adalah untuk bertindak sesuai dengan aturan atau norma agama. Etika yang selanjutnya adalah berperilaku adil, hal ini juga telah dilakukan oleh Rasulullah dalam perjalanan berbisnisnya. Yang disebut dengan adil adalah mengutamakan kebenaran sesuai dengan aturan, begitu pula dalam berbisnis, semua tindakan yang berpedoman pada prinsip berkeadilan akan menghasilkan sebuah tindakan yang bermanfaat bagi semua pihak, baik itu untuk pelaku bisnis dan masyarakat selaku objek bisnis.
Kebebasan berkehendak juga menjadi salah satu etika bisnis, dimana masing masing pelaku bisnis diberikan kebebasan dalam berkehendak menurut tujuan yang ingin dicapainya dengan cara apapun. Sedangkan dalam etika bisnis syariah yang dimaksud kebebasan berkehandak bukanlah bebas tanpa batas, namun kebebasan yang sesuai dengan aturan agama yaitu bebas menetukan jenis bisnisnya, cara menjalankannya selama tidak terdapat unsur haram didalamnya, dan bebas berbuat apapun selama tidak berdampak merugikan kepentingan orang lain maupun kepentingan pelaku bisnis lainnya. Dengan aturan kebebasan berkehendak tersebut akan mempermudah dalam mengendalikan tanggung jawab yang juga termasuk dalam etika bisnis islam, masing masing pelaku bisnis harus bertanggung jawab atas perilaku bisnisnya dan harus berdasarkan aturan yang sudah berlaku dan aturan yang telah diajarkan syariat islam.
Selain berperilaku adil dan sesuai aturan, pelaku bisnis juga harus menjalankan bisnisnya dengan niatan yang baik dan tolong menolong. Pada dasarnya adanya niat berkaitan dengan terbentuknya sebuah tindakan juga menentukan hasil akhir dari tindakan tersebut baik atau buruknya tergantung dengan niat awalnya. Dalam bisnis syariah pun juga memperhatikan pentingnya dalam upaya memiliki sebuah niat yang baik dalam berbisnis, karena nantinya akan berdampak pada halal atau haram hasil bisnis tersebut. Jika pada umumnya sebuah bisnis saling berlomba lomba untuk memenangkan pasar dan mamiliki pelanggan yang loyal sehingga akan menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin. Dari pola bisnis yang seperti ini sangat terlihat bahwa banyak diantara pelaku bisnis hanya terpusat pada hasil keuntungan yang diperoleh tanpa memperhatikan aspek sosial dari hasil bisnis tersebut. Aspek sosial yang dimaksud adalah berbagi hasil keuntungan kepada masyarakat yang membutuhkan, baik dalam bentuk zakat, infaq, dan sedekah. Jika para pelaku bisnis mampu menempatkan aspek sosial sebagai tujuan utama mereka, maka bukan keuntungan lagi yang menjadi prioritas tujuan bisnisnya, namun terwujudnya dampak saling tolong menolong untuk memberikan manfaat bersama.
Etika bisnis islam yang terakhir dan termasuk paling penting adalah bebas dari unsur riba dan tidak berbisnnis yang haram. Munculnya kegiatan riba hingga sekarang ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti sistem perbankan yang masih mengandung unsur riba serta surangnya pengetahuan masyarakat untuk mengenali segala bentuk riba secara mendalam. Fenomena tersebut sangat bertolak belakang dengan prinsip bisnis syariah yang menerapkan sistem islam dalam menjalankan kegiatannya. Selain dilarang oleh syariat, riba juga menyebabkan kedzoliman salah satu pihak yang melakukan transaksi bisnis sehingga membuat kerugian baginya. Termasuk juga pantangan dalam berbisnis syariah adalah tidak diperbolehkan terlibat dalam segala bentuk kegiatan yang terdapat unsur haram didalamnya. Kegiatan yang termasuk diharamkan adalah berkaitan dalam rangka memilih jenis usaha, cara menjual atau distribusi, dan pembagian keuntungan bisnis. Islam telah mengatur dan menentukan mana yang disebut halal dan mana yang disebut haram. Bisnis yang haram dalam arti luas bisa juga disebut sebagai segala bentuk yang memberikan dampak buruk atau terdapat kebohongan didalamnya.


Ditulis oleh : Adinda Dian R ( Mahasiswa STEI SEBI )

Siksa dan amalan yang dapat menyelamatkannya

            Kematian adalah suatu hal yang menakutkan bagi banyak manusia, padahal pada dasarnya kematian adalah satu jalan menuju kehidupan kekal yang di cita-citakan, yaitu kehidupan di surga.
Satu hal yang menakutkan dari kematian adalah siksa kubur. Sesungguhnya siksa kubur itu dapat di hindari dengan meperbanyak amal selama hidup didunia.
Ada sebuah hadist hasan yang menguraikan tentang amalan yang bisa menghindari seseorang dari siksa kubur :
Dari Abu Musa al-Madini, meriwayatkan dari hadist Faraj ibn Fadhalah, “Hilal abu jabalah telah memberitaukan kepada kami, dari Sa’id ibn Musayyab, dari Abdurrahman ibn Samurah, ia berkata: “Rasulullah SAW datang dan saat itu kami berada di Shuffah, tempat yang biasa dihuni orang-orang fakir miskin, di Madinah. Beliau berdiri dihadapan kami seraya bersabda:
Semalam aku bermimpi yang benar-benar menakjubkan. Aku melihat seorang laki-laki dari umat ku yang dikepung setan-setan. Ia didatangi  zikir kepada Allah, yang membuat setan-setan itu terbang menjauhinya.
Aku melihat laki-laki lain dari umat ku yang dikepung malaikat azab. Ia didatangi shalatnya, yang membuatnya selamat dari tangan-tangan para malaikat itu.
Aku melihat seorang laki-laki dari umat ku yang menjulur-julurkan lidahnya karna kehausan. Setiap kali ia mendekati kubangan air, ia dicegah dan diusir. Lalu ia didatangai bulan puasa ramadhan. Yang membuatnya bisa minum hingga kenyang.
Aku melihat seorang laki-laki dan para nabi yang duduk mementuk lingkaran. Setiap kali orang itu mendekat ke lingkaran  para nabi itu maka ia dicegah dan diusir. Lalu ia didatangi kesuciannya dari junub, yang menghela tangannya dan mendudukkannya di sisiku.
Aku melihat seorang laki-laki dari umat ku yang di kelilingi kegelapan dari depan, belakang, samping kiri dan kanannya, atas dan bawahnya, dan ia dalam keadaan bingung dalam kegelapaan itu. Iapun didatangi haji dan umrahnya lalu mengeluarkannya dari kegelapan itu dan memasukannya ke tempat yang terang bercahaya.
Aku melihat seorang laki-laki dari ummat ku yang ketakutan oleh kobaran api dan jilatannya. Lalu ia didatangi sedekahnya hingga sedekah itu menjadi tabir antara dirinya dan api dan juga menjadi pelindung kepalanya.
Aku melihat seorang laki-laki dari umatku yang berbicara kepada orang mukmin, tetapi mereka tidak mau berbicara kepadanya. Lalu ia didatangi silaturahminya yang berkata : “wahai orang mukmin ia adalah orang yang suka bersilaturahmi, bicaralah kepadanya” maka merekapun berbicara padanya dan menyalaminya hingga diapun meny


Ditulis oleh : Zainab ( Mahasiswa STEI SEBI )

Rabu, 24 Januari 2018

Bisnis Syariah kelola SDM dengan cara syariah

Saat ini mulai banyak bermunculan bisnis-bisnis baru yang membawa label syariah. Beraneka ragam jenisnya, ada yang di bidang fashion ada yang di bidang kuliner ada juga yang dibidang jasa, dan dibidang lainnya. Fenomena ini terjadi adalah karna tren “syariah” saat ini sedang baik dipandangan masyarakat. saat ini pun tagline tentang hijrah dan dakwah sudah marak di media sosial dan akhirnya para praktisi bisnis pun berinovasi dengan trend yang sedang berkembang.

Seperti apa sebenarnya bisnis syariah itu? Bisnis syariah adalah sebuah praktek usaha perdagangan atau yang dapat menghasilkan keuntungan dengan menggunakan cara yang sesuai dengan anjuran islam. Bisnis syariah bukan hanya kegiatan jual-beli yang tergetnya mendapatkan keuntung, namun bisnis ini lebih mengarah kepada hukum islam sesuai dengan ajaran Al-qur’an dan sunnah. Bisnis syariah juga perniagaan yang mengedepankan konsep halal-haram. jika haram ditinggalkan dan jika halal dilakukan. Hingga tujuan utama dari berjalannya bisnis ini adalah mendapat keridhoaan Allah.

Pertanyaanya adalah apakah bisnis syariah yang saat ini yang banyak menjamur sudah benar-benar menerapkan sistem islam didalamnya? Mungkin sebagian praktisi bisnis syariah sudah menerapkan beberapa hal yang menjuru pada ajaran islam. Seperti misalnya membelanjakan bahan yang akan diolah dari uang halal, dan produknya pun di buat dari bahan-bahan yang sudah jelas halal. begitupun dengan penetapan harga dan cara penjualan, sudah mengikuti aturan islam. Namun tidak hanya proses produksi dan bahan yang halal yang menjadi perhatian dalam bisnis syariah. Mengelola sumber daya manusia dalam bisnis syariah pun juga butuh perhatian khusus dan tentu saja cara mengelola sumber daya manusianya juga mengacu pada ajaran islam.
Karna, tidak dapat dipungkiri, Sumber Daya Manusia juga merupakan salah satu faktor terpenting pada sebuah perusahaan atau organisasi maka memanajemen sumber daya manusia dalam suatu praktik bisnis. jelas juga suatu yang tidak bisa di elakkan kepentingannaya. Sumber daya manusia dalam suatu praktik bisnis perlu pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan perkemangan bisnis tersebut. Apabila bisnis ingin berkembang maka diikuti pula dengan pengembangan sumber daya manusianya.

Seluruh praktisi bisnis syariah haruslah sudah paham bahwa islam adalah agama sempurna yang telah menetapkan segala hukum dan aturan dalam kehidupan didunia ini. Maka bagi praktisi syariah juga harus mengelola sumber daya manusia yang ada sesuai dengan ajaran islam.
Dalam pelaksanaanya, yang pertama kali harus dilakukan adalah memilih orang-orang atau karyawan yang sudah faham dalam menjalankan kewajiban beragama sesuai dengan tuntutan islam. sehingga tidak sulit untuk menyamakan pemahaman dan pemikiran dalam berjalannya pekarjaan.

Seorang pepatah kuno mengatakan bahwa salah satu pengajaran terbaik adalah dengan memberikan keteladanan, dari sana dapat disimpulkan bahwa sang pemegang kekuasaan dalam bisnis tersebut haruslah lebih dulu menerapkan ajaran islam secara baik dalam kehidupannya, seperti selalu mengerjakan solat di awal waktu, selalu rendah hati, bertutur kata lembut, jujur dan selalu mengerjakan amalan-amalan sunnah. Maka, jika sudah ada keteladanan yang diberikan oleh pemegang kekuasaan, memberikan arahan pada sumber daya manusia atau karyawan untuk membudayakan kehidupan beragama dalam praktik bisnispun akan mudah.

Untuk memotivasi sumber daya manusai agar konsisten dalam menerapkan amalan-amlaan shalih bisa dengan cara memberikan rewerd pada mereka yang selalu mengerjakan amalan sunnah misalnya solat duha atau bersedekah. Dilain sisi, motivasi atau pengajaran dari eksternal indifidu juga harus dilakukan, seperti mengadakan kajian rutin atau wirid bersama.
Pengelolaan sumber daya manusia dalam praktik bisnis syariah ini sangatlah penting karna orang-orang yang memiliki kedekatan hati pada tuhanya cendrung akan lebih khusyuk dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, memiliki sifat yang jujur dan santun dalam berprilaku. Dan akan berdampak pada eksistensi bisnis itu sendiri.
Ditulis oleh : zainab ( Mahasiswa STEI SEBI )

Popular Posts